Posts

Showing posts from March, 2020

Mengapa NU Tetap Penting ? Oleh KH. Wahid Hasyim

Mengapa NU (Tetap) Penting? KH A Wahid Hasyim pernah menulis artikel Mengapa Saya Memilih NU? Pertanyaan ini menarik karena muncul dari anak pendiri NU. Sepulang dari pengembaraan intelektualnya pada pertengahan 1930-an, Wahid belia menimbang-nimbang, organisasi mana yang layak ia pilih. Sebagai kaum muda yang haus dengan kemajuan, ia lihat mana yang radikal dan revolusioner. Ia cermati juga mana yang dipenuhi kaum terpelajar dan intelektual.  Pada 1938 pilihannya jatuh pada Nahdlatul Ulama. Pilihan ini bukan semata karena NU didirikan oleh ayahandanya. Bahkan ia sadar bahwa NU merupakan perhimpunan dari orang-orang tua yang geraknya lambat, tidak terasa dan tidak revolusioner. Tetapi dari amatannya, yang penting itu bukanlah kegagahan di dalam berjuang, melainkan hasil yang dicapai dalam perjuangan itu sendiri. NU berhasil membentuk cabang di 60 % wilayah Indonesia hanya dalam waktu satu dasawarsa. Di mata Wahid, kekuatan jejaring ini tak bisa ditandingi oleh organisasi ...

Ringkasan AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH

1. Soal aqidah Ringkasan AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH Berikut ini adalah ikhtisar aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagaimana dihimpun oleh KH Sirajuddin Abbas dalam kitabnya I’tiqod Ahlus Sunnah wal Jamaah. 1. Iman ialah mengikrarkan dengan lisan dan membenarkan dengan hati. Kemudian iman yang sempurna ialah mengikrarkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota. 2. Tuhan itu ada, namanya Allah, dan ada 99 nama bagi Allah.(Asmaul Husna) 3. Tuhan mempunyai sifat banyak sekali, yang boleh disimpulkan : Tuhan mempunyai sifat-sifat Jalal (kebesaran), Jamal (keindahan), dan Kamal (kesempurnaan) 4. Sifat yang wajib diketahui oleh sekalian mukmin yang baligh berakal adalah 20 sifat; 20 sifat yang wajib dan mustahil (tidak mungkin) ada bagi-Nya. sifat yang harus ada bagi-Nya, yaitu : a. Wujud artinya ada, mustahil Dia tidak ada. b. Qidam artinya tidak ada permulaan dalam wujud-Nya, mustahil ada-Nya permulaan. c. Baqa’ artinya tidak be...

cinta di pojok kuliah

Image
   Perkenalkan Namaku Suwardi dan aku masih kuliah di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia atau bisa juga disebut UNUSIA Jakarta, dan kampusku terletak di Kp. Hambulu Kemang Bogor. pada waktu itu aku masih semester 2 jurusan PAI. Pada suatu hari ketika sedang asyik-asyiknya belajar di kelasm tiba-tiba ada Mahasiwi baru dan dia langsung gabung di kelas saya, awalnya sih biasa saja karna pada waktu itu aku masih tergolong baru juga alia baru semester 2 heehehhe..... lalu aku menyapa mahasiswi baru itu  aku  :  "hai mahasiswi baru.. " Mah asiswi   baru :   "Hai juga..."   jawban mahasiwi baru yang senyum-senyum masnis, dan dia berkata di dalam hati. (Apaan sih sok kenal banget deh..!!!) aku : "Siapa Namanya? kenalan dong" mahasiswi baru : "Namaku Siti Rahma " aku : "dipanggilnya siapa"? mahasiswi baru : ''TITA'' langsung aku menjawab dengan nada besar seakan-akan aku meledek dia  aku " ooooooooooo...

HILANG KEBERKAHAN ILMU SEBAB BURUKNYA ETIKA WALI MURID

Image
HATI-HATI, HILANG KEBERKAHAN ILMU SEBAB BURUKNYA ETIKA WALI MURID Sebuah Kisah Inspiratif di zaman Syekh Abdul Qadir Al-Jailani RA. Ada seorang yang busuk hatinya ingin memfitnah Syekh Abdul Qadir, lalu ia berupaya mencari jalan untuk memfitnahnya. Maka ia kemudian membuat lubang di dinding rumah Syekh Abdul Qadir sebagai media mengintip perilaku keseharian sang Syeikh. Suatu saat, ketika ia mengintip ternyata melihat Syekh Abdul Qadir sedang makan dengan muridnya. Yah, syekh Abdul Qadir suka makan ayam, dan setiap kali beliau makan ayam dan beberapa makanan lainnya, Beliau hanya mengambil (makan) separuh saja, kemudian selebihnya makanan tersebut diberikan kepada muridnya. Tanpa berpikir lama, maka orang tadi segera pergi menemu wali / ortu dari seorang murid yang sedang mengaji kepada Syeikh Abdul Qodir Al Jailani. Bpk punya anak yg namanya ini? Jawab si bapak: ya ada.. Apakah benar anak bpk belajar dengan Syekh Abdul Qadir? Jawab si bapak: y...