Cara Membuat Program Pondok Pesantren yang Ideal dan benar, menurut penelitian dan pengalaman saya

Oleh : 

• Suwardi _ Al-Bantari
• Dan Husni_At-Taposi

Apakah anda semua ingin membuat sebuah lembaga /Rumah Tahfidz yang ideal dan bagus?

Dan bagimana Rumah Tahfidz anda berkembang dan maju? 

Nah..... Jika anda semua ingin membuat atau memajukan Rumah Tahfidz, maka perhatiaknlah Tips-tips di bawah ini.!!!

Masalah yang Pertama 

Langkah untuk memajukan Rumah Tahfidz / membuat Rumah Tahfiz adalah yang harus anda semua perhatikan yaitu : mencari biaya kehidupan terlebih dahulu, agar proses pembelajaran nanti bisa berjalan dengan lancar, dan biaya itu bisa didapatkan  dari uang kita sendiri atau dari usaha kita atau dari donatur. 

Kenapa sih kita harus mempersipakan biaya tersebut? Ya jelas supaya proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar dan maksimal. Dan saya sarankan untuk kalian semua agar mempunyai usaha mandiri terlebih dahulu, sebelum membiut Rumah Tahfididz, supaya bila suatu saat tersendat biaya dari donatur, maka kita bisa memutupi kekuranganya. 

Menurit penelitian saya, setelah surfai di berbagai tempat, terutama Rumah Tahfidz SeJABODETABEK, kendala yg paling utama adalah Faktor biaya, maka dari itu saya sarankan untuk pemula adalah buka usaha, usahanya boleh apa saja yang penting halal ya heheheh.... 

Masalah yang kedua

langkah kedua adalah Tempat untuk memfasilitasi para Santri Belajar. Contoh tempat itu bisa berupa : Rumah, Musolah, Masjid ataupun lainya. 

Dan kita harus memahami kuota / kapasitas  jumlah santri , jadi tempat yang kita sudah siapkan harus sesuai dengan kapasitas yang ada, jagan terlalu berlebihan , apabila tempat muatnya cuman buat Lima Santri, maka Lima santri terlebih dahulu , jagan melebihi dari kapasitas tempat yang kita siapkan, karena itu sama saja kita medzolimi santri. kenapa saya mengatakan hal ini?, karena memurut penelitian dan pengamatan saya dari beberapa Rumah Tahfidz , saya pernah menemukan sebuah Pondok / Rumah Tahfidz yang tempatnya kecil dan kapasitas untuk santri sedikit, akan tetapi Santrinya banyak, sehingga santri-santri terpengalai dalam keseharianya, contoh tidur dimna saja, kamar mandi tak terhingga antrianya, sehingga waktu terbuang sia-sia. 

Masalah yang ketiga

Yang harus diperhatikan yang ketiga adalah SDM (sumberdaya Manusia) atau Guru. Terkadang kita terlalu fokus dalam memperhtikan soal Anak-anak dan tempat saja , sehingga kita melupakan hal yang paling penting dalam proses pembelajran yaitu siapa? seorang Guru, dia yang berperan besar dalam kemajuan Rumah Tahfidz tersebut. Sehingga kita mengabaikan hak-hak yang harus di kasi untuk mereka. Seperti contohnya, dalam kesejahteraan Guru, mereka bekerja 24 Jam, akan tetapi hak yang mereka dapatkan sangat minim sekali, bahkan untuk menutupi keseharaianya bisa dikatakan kurang. Walaupun akad pertamanya mereka ikhlas dalam mengajar akan tegapi mereka juga memiliki kewajiban-kewajiban atas dirinya sendiri, keluarganya dan masa depanya. Oleh karna itu jika ingin Rumah Tahfidz itu maju maka fikirkanlah kesejahteraan Guru. Kesejahteraan Guru adalah kesejahteraan murid dan kesejahteraan pesantren juga. Kembali lagi kepoin awal yaitu persiapan dalam hal biaya, jika kita belum mampu untuk mensejahterakan Guru maka harus mempunyai usaha mandiri terlebih dahulu. Ataupun kita memberi luang waktu untuk Guru agar ia melakukan usaha mandiri dan bisa dibantu dengan modal kita.

Masalah yang keempat

Maslah selanjutnya adalah Program. Setelag biaya, tempat dan guru itu ada maka hal yang kita perlukan adalah membuat tujuan dan program yang jelas. Apabila tujuan kita ingin Tahfidz maka fokuslah ketahfidz saja. Dan apabla ingin membuat program Bahasa Arab atau kitab, maka itu hanya selingan saja jangan terlalu difokuskan, contohnya ambil saja satu hari itu hanya satu jam, biar santri tidak binging dalam belajar.

Inilah poin-poin yang harus diperhatikan jika anda semua ingin membuat Rumah Tahfidz, dan ini adalah sesuai dengan pengalaman saya setelah meneliti beberapa Rumah tahfidz di JABODETABEK. 

semoga bermanfaat untuk kita semua

#Suwardi_Albantari

#Husni_Mubarok